Makna dan Sejarah Perayaan Waisak
Hari Waisak merupakan salah satu hari suci terpenting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Hari ini memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu kelahirannya, pencapaian pencerahan, dan wafatnya. Ketiga peristiwa ini dikenal dengan nama "Trisuci Waisak".
Waisak biasanya jatuh pada bulan Mei, saat bulan purnama bersinar terang. Pada hari ini, umat Buddha berkumpul di vihara-vihara untuk berdoa, bermeditasi, dan melakukan berbagai ritual keagamaan. Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol perdamaian dan harapan.
Sejarah Waisak bermula dari kehidupan Siddhartha Gautama yang lahir sebagai pangeran di Nepal sekitar 2.500 tahun yang lalu. Pada usia 29 tahun, Siddhartha meninggalkan kehidupannya yang nyaman untuk mencari makna sejati kehidupan. Setelah bertahun-tahun melakukan pencarian spiritual, ia akhirnya mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Buddha atau "Yang Tercerahkan".
Buddha menghabiskan sisa hidupnya mengajar dan menyebarkan ajarannya tentang dharma, karma, dan jalan menuju pembebasan dari siklus kelahiran kembali. Pada usia 80 tahun, Buddha wafat di Kushinagar, India. Ketiga peristiwa inilah yang dirayakan setiap tahun oleh umat Buddha di seluruh dunia pada hari Waisak.
Dalam perayaan Waisak, salah satu tradisi yang sangat penting adalah pelepasan lampion. Lampion-lampion ini melambangkan harapan dan doa yang dipanjatkan oleh umat Buddha. Ketika lampion dilepaskan ke langit, mereka membawa pesan kedamaian dan cinta ke seluruh dunia.